Tadi Saya Baca Koran Jawa Pos Edisi Hari Ini. Tapi Kok Ada Tulisan dari Penemu Majalah Tempo yang Bernama Goenawan Mohammad? Sebenarnya Sih Penemu Tempo maunya Muncul di Jawa Pos. Lalu, Apa Sebenarnya Majalah Tempo berkolaborasi dengan Koran Jawa Pos? Yuk Kita Bahas...
Di Zaman Dahulu Kala, Nama Jawa Pos Kurang Berkibar di Jatim. Tapi Hampir Bangkrut Setelah lebih dari 30 Tahun Mulai beredar (Lahirnya pada 1 Juli 1949 oleh The Chung Sen). di Tahun 1982, Jawa Pos Menggaet Majalah Tempo untuk Memperbarui Koran Itu, Dimana Nama Dahlan Iskan masih jadi Koresponden Tempo di Jawa Timur ditambah Eric Samola yang Merupakan Dirut PT. Grafiti Pers (Perusahaan Induknya Tempo). Sosok DI (panggilannya Dahlan Iskan) yang Dikagumi GM, Ikut Memperbaiki dan Memperbesar Jawa Pos di Masa-Masa yang Kelam hingga Akhirnya, Koran Ini Berkibar di Seluruh Jatim. Gara Gara Berkibarnya Jawa Pos, Si Dahlan Bisa Membuat Keajaibannya, Apalagi Saat Ada Event-Event Dunia, Tim Jawa Pos akan Datang ke Event-Eventnya dan Jadi Peliput ke Seluruh Dunia! Sementara Itu Anaknya, Azrul Ananda bisa Menulis Tentang Kisah F1 (Formula 1) yang Merajalela di Dunia Kala Itu. Tulisan Si Azrul di Koran Ini, Hanyalah Semata-Mata Tentang F1 yang Bisa Membuatnya Lebih Efisien! Nama Michael Schumacher, Mika Hakkinen, dkk. Jadi Saksi Mata Kehebatan Panggung Balapan Mobil Jet di Dalam Sirkuit yang Masih Booming dimana-mana. Bukan Hanya Itu, 2 Tokoh Besar dari Jatim Merekrut Jawa Pos untuk Menjadi Pemimpin Umum atau Redaksi, mulai dari Dhimam Abror Djuraid pada tahun 2000 dan berakhir pada sekitar Akhir 2001 dan Arif Afandi (kelak jadi Wawali Surabaya 2005-2010) pada tahun 2001 hingga 2005. Sementara Itu, di Tahun 1998, Kantor Pemberitaan Jawa Pos Pindah Haluan ke Jl. Ahmad Yani No. 88 sampai Sekarang Ini, dengan Nama "Graha Pena" yang Setara dengan "Menara Kompas" yang diresmikan 20 Tahun Kemudian (2018). Akibat Perpindahan Kantor Tersebut, Koran Jawa Pos ukurannya Berubah dari 9 Kolom jadi 7 Kolom (7 Tahun Berikutnya, Kompas Menyusul Kelak). di Tahun Itu, adalah Tahunnya Nama Tempo kembali Beredar dengan Format Majalah Setelah 4 Tahun Vakum Gara Gara Kena Bredel. Buktinya, Majalah Tempo Tetap Eksis Kembali Setelah Diam sejak 1994. di Tahun 2001 atau Tepatnya Pada Perayaan 30 Tahun Tempo, Majalah Tempo Memperkenalkan Koran Tempo yang Hadir sebagai Koran Baru yang Menjegal Nama Koran Lain Semacam Republika, Media Indonesia, Kompas, dll. dan Sejak Januari 2021, Koran Tempo Tidak Berhenti Beredar, tapi Cenderung Main ke Koran Digital sampai sekarang ini. Kembali ke Jawa Pos, duo Dahlan dan Azrul berhasil Melunaskan Kinerjanya, mulai dari Lahirnya Nama-Nama "Jawa Pos Radar" di Berbagai Kota dan Kabupaten, Memperkenalkan Rubrik Deteksi, Memperkenalkan Rubrik For Her, Mengganti Deteksi dengan Zetizen, Menggelar Deteksi Basketball League (kini jadi Honda DBL setelah Pisah dari Jawa Pos), Melahirkan Stasiun TV Lokal milik Jawa Pos Group semacam JTV atau Riau TV, Jadi Koran Nomor 1, Dapat Penghargaan WAN-IFRA Awards, dll. Tak Hanya Itu, Percetakan Jawa Pos ada di Gresik, Tepatnya di Temprina yang Dulunya Adalah Pabrik Kertas! Lalu, Membentuk Jawa Pos News Network (JPNN) yang Merupakan Salah Satu Jaringan Koran Terbesar di Indonesia. Kemudian, di Tahun 2002, Graha Pena Jawa Pos buka Cabang di Jakarta. Bukan Cuma Itu Saja, Jawa Pos Mengadakan Penghargaan Otonomi Awards sejak 2002 yang diinisiatif JPIP. Sirkulasi Koran Ini menyebar di Seluruh Jawa Timur, Sebagian Jawa Tengah, Sebagian Jogjakarta dan Bali (sekarang Sirkulasinya sampai Jawa Barat, Banten dan Jakarta). dan Paling Inget, di Era 80an pertengahan, Oplah Jawa Pos Membesar sekali mencapai lebih dari 150.000 Eksemplar dan Berkembang Cepat Sekali hanya 300.000 Eksemplar, Apalagi Eranya Awal-Awal Dahlan Iskan. Sementara Itu, Saat Persebaya lagi Puncak-Puncaknya, Jawa Pos Melekat dengan Persebaya yang Menyajikan Artikel Seputar Persebaya. dan Pada 2017, Persebaya Kembali ke Dunia Sepakbola berkat Tampil di Liga 2 dan Jawa Poslah yang Menyajikan 4 Halaman Spesial Persebaya Setiap Selasa hingga akhir 2017. dan pada akhir 2017, Jawa Pos Melepaskan Dahlan dan Azrul sebagai 2 Bos Besar dan Diserahkan Kepada Jurnalis Lain seperti Leak Kustiyo yang Menjadi Bosnya sampai Sekarang dan Marsudi Nurwahid P. yang masih jadi Pemred Jawa Pos hingga 2018. Setelah Kerjasama Dahlan-Azrul dan Jawa Pos Berakhir, Akhirnya Jawa Pos Masih ada Harapannya, walaupun di 2018, Jawa Pos Sempat jadi Koran Nomor 1 (Kembali) dan Hanya Sebentar Saja Gara Gara Kompas berubah Tampilannya. dan Pada Awal November 2020, Kompas jadi Koran Nomor 2 dan Jawa Pos masih Kembali ke Nomor 1 Penjualan Koran di Musim Pandemik Covid 19. dan di Sekitar 2022/23, Jawa Pos dan Rubrik-Rubriknya di Edisi Minggu (Sudah Termasuk Edisi 6 Hari sebelum Minggu) Sudah layak jadi Penerusnya Beberapa Media Cetak yang Mati dan Rubrik-Rubrik yang Dulunya ada (Bukan Milik KG Media), seperti Halnya Majalah Musik di awal 2000an, NewsMusik yang Digagas (alm) Bens Leo, Majalah Poster dari tahun 2001 hingga 2005, Tabloid Fantasi yang Paling Populer di era 90an hingga 2000an, Tabloid Bintang Indonesia yang Berkibar di Pasaran dari era 90an hingga 2000an, Koran Republika dengan Resonansi dari Tahun 1993-2022 dan Chart-Chart Lagu di Clear Top 10, Chart NewsMusik dan Ampuh di Beberapa Majalah dan Tabloid Semacam Fantasy NewsMusik, Gadis, Kawanku, Hai dan Aneka Yess. Demikian Catatan yang Aku Buat Hari Ini, Yang Penting Hubungan Antara Jawa Pos dan Tempo jadi Lebih Bagus Tuh...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar