Mengenang (Kembali) Keemasan Tim Bulutangkis Putra Indonesia di Piala Thomas 1994-2002 (Update)
Selamat Tahun Baru Cina 2024, Yuk Kita Nulis Kembali Dong! Kan Temanya Tentang Masih Olahraga kayak Kemarin.
Dari Tahun 1994 sampai 2002 saja adalah Periode Keemasan Bagi Tim Bulutangkis Putra Indonesia Saat Mempertahankan Trofinya hingga 5 kali. Pemain-Pemainnya pun Bervariasi ada Joko Suprianto, Alan Budikusuma, Ricky Soebagdja, Rexy Mainaky, dll. di Periode 1994-2002 adalah Periode Mempertahankan Trofi Piala Thomas. Untuk Tim Putrinya, pada Tahun 1994 dan 1996 Semestinya Merebut Piala Uber dengan Pemain-Pemain Handal seperti Susi Susanti dan Mia Audina. dan Sayangnya, pada 1998, Tim Putri Merah-Putih harus puas Meraih Peringkat 2. Yuk Kita Simak...
Piala Thomas dan Uber 1994 digelar di Indonesia dan Diikuti 10 Negara. Indonesia Merebut Juara secara Bersamaan, Baik Thomas dan Uber. Mengawinkan Gelar Itu, Memang sangat luar biasa. Pemain-Pemainnya Pun ada Mulai dari Susi Susanti, Joko Suprianto, Ardy B. Wiranata, dll. Namun Sayangnya, Sahabat Baiknya Susi Susanti saat Rebut Emas di Bulutangkis Olimpiade 1992, Alan Budikusuma Tidak Bisa Ikut bertarung. Saat itu, Saya Masih Belum Lahir setelah Mami dan Papiku (Nurul dan Fauzi) Sudah Menikah pada 2 September 1993 silam (Resepsinya sekitar Pertengahan April 1994 kalau tidak salah) di Rumah Lamaku yang Letaknya di Jl. By-Pass Mojokerto.
Sedangkan, Piala Thomas dan Uber 1996 digelar di Hongkong dan Sponsornya pun Semuanya berasal dari Indonesia, Seperti Sampoerna A King, RCTI dan Sebagainya. Pemain-Pemain yang Ikut Berpartisipasi Seperti Alan Budikusuma, Susi Susanti, Ricky Soebagdja, Rexy Mainaky, Zelin Resiana, Joko Suprianto, dll. di Final Uber Cup, Indonesia Rebut Trofi ke Tiga Mengalahkan Tim Putri Cina dengan Skor 4-1. Sedangkan, Tim Thomas Indonesia Mempertahankan Trofinya Setelah Kalahkan Denmark 5-0. Buktinya, Tim Putra/Putri Indonesia Merebut Bersama (lagi) di Turnamen Tersebut. dan Ditargetkan Bisa Bertarung di Olimpiade 1996 Cabang Bulutangkis. Kedigdayaan Indonesia di Dunia Bulutangkis Masih Berlanjut dan Membawa Prestasi Besar-Besaran bagi Semua Bintang-Bintang Bulutangkis Indonesia. Kala itu, Zaman saya masih Berusia Hampir 2 Tahun dan masih tinggal di Jl. Bypass Mojokerto.
di Piala Thomas dan Uber 1998 masih Digelar di Hongkong seperti Edisi 1996. Turnamen Ini Bersamaan dengan Terjadinya Krisis Moneter yang Sudah ada Sejak Pertengahan 1997, Terjadinya Kerusuhan Besar di Jakarta, Demo Terbesar di Gedung DPR/MPR RI Demi Menuntut Soeharto Mundur, Berakhirnya Pemerintahan Soeharto dan BJ Habibie Naik Pangkat jadi Presiden RI.
Praktis, Tim Putra Indonesia Tetap Bisa Mempertahankan Trofi Terus Menerus di Ajang Piala Thomas Mengalahkan Malaysia dengan Skor 3-2. Sedangkan Tim Putri Indonesia di Piala Uber Gagal Mempertahankan Trofinya Karena Kalah Telak dari Cina dengan Skor 4-1. Pemain-Pemain Andal pun ada, Mulai dari Ricky Soebagdja, Rexy Mainaky, Joko Suprianto, Zelin Resiana, Hendrawan, Hariyanto Arbi, Susi Susanti, dll. Akibat Kemenangan dan Kekalahan Indonesia di Final Piala Thomas dan Uber itu Memang Sangat Mencekam Gara Gara adanya Krisis Moneter, Kerusuhan, Demo Besar-Besaran dan Transisi Kepemimpinan Indonesia. Menjelang Pertarungan, Indonesia masih Presidennya Soeharto dan Saat Mengakhiri Turnamennya, BJ Habibie pun Naik Pangkat jadi Presiden Pengganti Soeharto.
dan Setelah Berakhirnya Turnamen tersebut, BJ Habibie Disambut Para Pasukan Piala Thomas Indonesia yang Oleh-Olehnya adalah Trofi yang Sudah Digenggam untuk Kali ke-11. di Tabloid Bola dan Go Edisi 26 Mei 1998 pun Memberitakan Kemenangan Indonesia di Final Piala Thomas dan Kekalahan Indonesia di Final Piala Uber ditengah Adanya Krisis Moneter, Kerusuhan dan Transisi Kepemimpinan.
Sampul Tabloid Bola Edisi 26 Mei 1998
Sampul Tabloid Go Edisi 26 Mei 1998
Kedua Tabloid ini pun Menampilkan Judul Headline di Sampul. di Tabloid Bola Menulis "Bangun Baggio!" dan Tabloid Go diberi Judul "Bisa Belanda!". dan Ditambah Koran Kompas yang Menampilkan Berita Kemenangan Indonesia di Final Piala Thomas 1998 dengan Headline Bertuliskan "Republik Indonesia Masih ada". Tak Hanya itu, RCTI ikut Andil menyiarkan Turnamen Piala Thomas dan Uber 1998 yang Pertandingannya Melibatkan Tim Indonesia di 2 Turnamen Bulutangkis Berbeda dari Penyisihan hingga Grand Final. dan Saat Grand Final, Rating RCTI saat Pertandingan Grand Final baik Piala Uber dan Piala Thomas tertinggi dikala Terjadinya Krisis dan Kerusuhan yang Melanda di Negeri ini. Kala itu, Saya masih Berusia Hampir 4 Tahun kalau tidak salah, Zaman Majalah Hai Soccer edisi Piala Dunia 1998 ditaruh di Rumahnya Mendiang Achmad Rizal "Mamap" Zakariah di Jl. Pulorejo No. 78 Mojokerto, Pindah Rumah ke Jl. Kedungsari pas Habis Piala Dunia 1998 dan Mbah Kung (versi Suaminya Mbah Putri) Tutup Usia pada Akhir tahun 1998.
Berlanjut ke Tahun 2000. Piala Thomas dan Uber digelar lagi di Kuala Lumpur. dan Indonesia Mengikutsertakan Kedua Turnamen tersebut. Alhasil, di Final Piala Thomas, Indonesia lagi-lagi Rebut Juara Mengalahkan Cina dengan Skor 3-0. Pendatang Baru yang Langsung jadi Pahlawan adalah Taufik Hidayat yang Kala itu Berusia 19 Tahun. Pebulutangkis yang Kini Jadi Caleg Partai Gerindra Ikut Masuk Skuad Piala Thomas 2000 Indonesia. Selain Taufik Hidayat, ada Juga Pemain-Pemain lain Seperti Hendrawan, Tony Gunawan, Candra Wijaya, Ricky Soebagdja, Rexy Mainaky, Sigit Budiarto, dll. dan Sayangnya, Tim Putri Indonesia di Piala Uber Harus Puas Berada di Peringkat ke Tiga Meskipun Adanya Pemain Baru Sepeninggal Susi Susanti yang Sudah Pensiun Sejak 1999 silam (bersama Alan Budikusuma).
Setelah Turnamen Berakhir, Tim Thomas Indonesia yang Rebut Juara di Kuala Lumpur, Datang ke Istana Negara bertemu Presiden (saat itu) Gus Dur. Beliau Pun Sibuk di Istana dengan Kedatangan Geng Taufik Hidayat, dkk. yang Baru Pulang dari Kuala Lumpur Setelah Rebut Lagi Trofi Thomas Sebelum Keberangkatan ke Kalimantan Selatan bertemu Ulama Kharismatik dari Kalsel, Mendiang Abah Guru Sekumpul pada 26 Mei 2000 (atau 4 Hari Setelah Kedatangan Tim Thomas Indonesia 2000 ke Istana). di Koran Kompas Edisi 22 Mei 2000, pun Memuat Berita Kemenangan Indonesia di Piala Thomas 2000 dengan Judul Headline "Taufik Genapi Kemenangan Indonesia" dan Tabloid Bola (adiknya Kompas) Edisi 23 Mei 2000 dengan Menampilkan Berita yang Sama. Sampulnya Menampilkan Foto Claudio Lopez dan Diberi Judul "Lopez Lepas!" saat Menjelang Final Liga Champions 2000 antara Tim Real Madrid vs Valencia.
Sampul Tabloid Bola Edisi 23 Mei 2000
Kala itu, Zaman saya Masih berusia Hampir 6 tahun, Zaman Alma sudah Bayi, Edwin dan Jodhy yang Nongol di Layar TV (terutama Video Lagu Cintaku dan Acara SmackDown), Liga Italia dan Inggris masih Berjaya, Jawa Pos masih Dibredel Singkat alias Sehari, PON XV digelar di Jatim, Masa Jayanya Artis-Artis Cilik dan Dewa 19 Rilis Album Bintang 5 dengan Penjualan tertinggi hingga Sejuta lebih. Tak Ketinggalan, RCTI tetap Siarkan Langsung Pertarungan Piala Thomas dan Uber 2000 yang Melibatkan Tim Indonesia yang Berjuang Habis-Habisan di Kuala Lumpur. Stasiun TV yang Kini Dimiliki Oleh Ketua Umum Partai Perindo tersebut Mengambil Jatah Pertandingannya untuk Piala Thomas dan Uber yang Melibatkan Tim Indonesia (termasuk Pertandingan Final Piala Uber) di Stadium Putra Bukit Jalil (aka Axiata Arena).
Setelahnya, di 2002, Piala Thomas dan Uber digelar lagi di Guangzhou, Cina. dan Indonesia yang Status Juara Bertahan ikut Bertarung bersama Negara-Negara lain di Turnamen Piala Thomas. Sedangkan Tim Uber Indonesia di Ajang Piala Uber 2002, Boleh Ikut juga. Para Punggawanya pun Ada, Mulai dari Taufik Hidayat, Hendrawan, Tri Kusharjanto, dll. dan Tim Indonesia lewat Piala Thomas 2002 berhasil Jadi Juara (lagi) Mengalahkan Malaysia 3-2. duel dalam Final ini Terulang 4 Tahun sebelumnya (1998), Dimana Tim Merah Putih kalahkan Tim Negeri Jiran Malaysia.
dan Saat Pertahankan Trofi lagi, Rakyat Indonesia ikut Merayakan Kesuksesannya Hingga 5 Kali berturut-turut Sejak 1994. dan Setelah Berakhirnya Turnamen, Pada 22 Mei 2002, Tim Thomas Indonesia yang Digawangi Taufik Hidayat, dkk. Datang ke Istana Negara dan Bertemu Megawati (Kala itu Presiden ke 5). Salah Satu Stasiun TV yang Dicap Pendatang Baru, Trans TV yang Baru Mengudara 5 Bulan sejak 15 Desember 2001 silam, Dimana, Stasiun TV ini Menyiarkan Langsung Piala Thomas dan Uber 2002 untuk Tim Indonesia yang Kala Itu Pemilik Utamanya (Chairul Tanjung) Menjadi Ketua PBSI sejak 2001 hingga 2005. di Era Chairul Tanjung Itulah, Trans TV (saat Awal Siaran) mendukung kejayaan Bulutangkis Indonesia berkat Siaran Langsung Piala Thomas dan Uber 2002. Sebagaimana dalam Catatan Sebelumnya yang Pernah Dibuat pada Pertengahan Januari lalu, Nama Trans TV langsung Naik Daun karena Jadi Saksi Mata Tim Thomas Indonesia berhasil Rebut lagi Piala Thomas untuk Kali ketigabelasnya. Selain Siaran Langsung Pertandingan, ada Juga Promosi Iklannya yang Menampilkan Hasil Kemenangan Indonesia lewat Final yang Berupa Footage Seperti Foto Foto Pebulutangkis Tempo Dulu dan Pertandingan Final Antara Indonesia vs Malaysia di Guangzhou dan Live Report Kedatangan Kembali Tim Thomas Indonesia ke Negara Asalnya (Indonesia).
Selain Itu, di Media Cetak, ada Banyak, Mulai dari Tabloid Bola Edisi 21 Mei 2002 yang Memberitakan Kemenangan Indonesia di Final Piala Thomas, Sampulnya Bergambar David Seaman yang Saat itu adalah Kipernya Timnas Inggris di Piala Dunia 2002 dan Diberi Judul di Sampul depannya adalah "Siap Perang!". Tak Hanya Tabloid Bola, Tapi Koran Kompas Edisi 20 Mei 2002 Menurunkan Beritanya di Sampulnya dengan Judul "Untung Saja Masih ada Hendrawan". Sementara Itu, Tabloid Go Edisi 21 dan 24 Mei 2002 pun Memuat Berita dan Poster Tim Thomas Indonesia yang Menggenggam Trofi tersebut.
Sampul Tabloid Bola Edisi 21 Mei 2002
Kala itu, Saya masih di Bangku TK sebelum pindah ke SD Balongsari 2 yang Kelas 1, Zaman Dik Doank, Wulan Guritno dan Ucok Baba Nongol di Acara Serie A 2001/02 dan Piala Dunia 2002, Film AADC yang Booming Sekali, Helmy Yahya, Alya Rohali, Ferdy Hasan, Edwin dan Jodhy masih Populer Sebagai Presenter TV terkemuka, Band Sheila On 7, Jamrud, Dewa 19 dan Element Rilis Album Baru secara Bersamaan dan Geliat F4 di Drama Seri Legendaris, Meteor Garden yang Biasanya Muncul di TV Swasta.
Setelah 2002, Prestasi Indonesia di Piala Thomas Kadang Naik dan Kadang Turun. di 2004 hingga 2008 Tim Merah Putih Harus Puas berada di 4 Besar, Sedangkan di Edisi 2010, Kembali Masuk Final Setelah 8 Tahun dan Gagal Rebut Trofi karena Kalah dari Cina di Final, lalu di Edisi 2012, Meninggalkan Perempatfinal, di Edisi 2014, Lagi-Lagi Harus Puas berada di 4 Besar. Kemudian di Edisi 2016, Kembali Kalah Lagi di Final Karena Denmark Menang untuk Kali Pertama di Final. di Edisi 2018, Lagi-Lagi Terulang di 2014 (Harus Puas berada di 4 Besar), Kemudian di Edisi 2021, Tim Merah Putih Rebut Kembali Trofi Thomas Setelah 19 Tahun tanpa Trofi sama sekali dan Terakhir, Edisi 2022, Juara Bertahan Gagal Juara Lagi Setelah Dikalahkan dari Tim Kuda Hitam India yang Sudah Puas Meraih Juara untuk Kali Pertama dalam Sejarah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar