Selasa, Juli 01, 2025

Jawa Pos 76 Tahun Berkarya : Apakah Kita Bertahan dan Adakah (Sesuatu) yang Baru?

Hari ini, Genap Berusia 76 Tahun Jawa Pos Berkarya. Karena, Jawa Pos adalah Koran Favorit Saya sejak dulu (dari Masa Kecil saya, selain Media Indonesia dan Kompas). Usia ini Memang Jadi Usianya Kakek-Nenek gitu, Kenapa Tidak? 

Jawa Pos Edisi 76 Tahun Berkarya

Sejak Kehadirannya pada 1 Juli 1949, Jawa Pos berawal dari Kalimat "Djava Post" dan Nama The Chung Sen sebagai Penemunya. Awalnya, Beliau Membuat Iklan-Iklan Film yang Biasanya diputar di Bioskop-Bioskop se Surabaya Raya. dan Memaksakannya dimuat di Koran ini. di Awal era 80an, Jawa Pos pun diambang Kehancurannya karena Menyisakan lebih dari 6.000 Eksemplar. Sementara itu, akhirnya Jawa Pos resmi Berkolaborasi dengan Majalah Tempo untuk Memulihkan Total Jawa Pos dan Memasukkan Nama Dahlan Iskan dan Eric Samola. Pasca Masuknya Tempo-Dahlan, Jawa Pos Jumlah Oplahnya Naik Besar baik di Surabaya dan di Seluruh Jatim Setiap Tahunnya sepanjang era 80an-90an. Sementara itu, Jawa Pos melakukan Inovasi Membesar sepanjang Dekade 80an-90an, yakni Satu-Satunya Koran yang dicap "Koran Tidak Libur di Hari Libur" alias Terbit "Non-Stop" sejak era 90an dan ada Juga yang Menghadirkan Berita Tentang Persebaya Surabaya saat itu. Walaupun, Jawa Pos di Saat itu memang Melekat dengan Persebaya, apalagi Tim tersebut Saat itu Tampil dalam Pertarungan Liga Perserikatan hingga Liga Indonesia (Divisi Utama) sebelum Liga 1 menyerang. Lalu, Pemberitaan Jawa Pos mengalami Perpindahan Alamatnya, mulai dari Kembang Jepun, Karah Agung hingga Gedung Graha Pena di Surabaya yang ada di Jl. A. Yani 88 Surabaya. dan Puncaknya, pada Tahun 1997, Persebaya sudah jadi Juara Liga Indonesia, Jawa Pos makin Laku! di Penghujung 90an, Jawa Pos berganti Ukuran Koran jadi 7 Kolom! ditambah adanya "Jawa Pos Radar" di Berbagai Kota/Kabupaten di Jatim, Jateng, Jogjakarta dan Bali. Seperti Jawa Pos Radar Malang, Jawa Pos Radar Kediri, Jawa Pos Radar Bromo, Jawa Pos Radar Madiun, dll. Pada Tahun 2000, Lahirlah Rubrik Khusus Anak Muda yang Menjadi Cikal Bakalnya Rubrik Zetizen dan What's On Socmed, yakni "Deteksi". dan Pada Tahun itu juga, Sempat Mengalami Bredel Seharian Gara Gara Adanya Penghinaan Mendiang Ko Hin (Sholihin Hidajat) yang Kala itu Masih jadi Pemimpin Redaksi. dan Akhirnya, Ko Hin sudah dipecat Jadi Pemred dan Terpaksa Memilih Dhimam Abror Djuraid jadi Pemred Baru pada Pertengahan Mei 2000 silam. disaat Dhimam Jadi Pemred, Maka Perseteruan Jawa Pos-NU sudah Tutup Buku dan Memiliki Inovasi-Inovasi yang Beda. di Tahun 2001, Memperkenalkan Radar Surabaya sebagai Adiknya Jawa Pos tapi Menjadi Bagian dari Keluarga Jawa Pos Radar. Pada 8 November 2001, Dahlan Iskan dan Jawa Pos melahirkan JTV yang Merupakan TV Lokal Kebanggaan Surabaya dan Jatim yang Sudah Resmi Mengudara dari Graha Pena Surabaya. Pada Sekitar akhir 2001/awal 2002, Dhimam bukan lagi Sebagai Pemred, Tapi diteruskan kepada Arif Afandi. di era Arif Afandi jadi Pemred (hingga 2005), Jawa Pos terus Melaju dengan adanya Jargon Saat ini "Selalu ada yang Baru" hingga Menggelar Penghargaan Otonomi Daerah. Tak  Cuma itu, IndoPos Hadir khusus Wilayah DKI Jakarta yang Belum ada Jawa Posnya meskipun bersaing dengan Kompas, Warta Kota, Media Indonesia dan Berita Kota (sekarang sudah tutup). di Tahun 2005, Azrul Ananda menjadi Pemred Barunya yang Meneruskan Arif Afandi yang Sudah jadi Wawali Surabaya (saat itu) Bersama Bambang DH yang Kala itu menjadi Walikota Surabaya. Pada Periode 2006-2009, Jawa Pos Berkembang Pesat dengan Hadirkan Event-Eventnya seperti NBA Madness di Surabaya, DBL, dll. Kemudian, Pergantian Pemred Terjadi di Tubuh Redaksi Jawa Pos, seperti Zainal Mutaqin (2006-07), Rohman Budijanto (2007-2009) dan Leak Kustiyo (2009-2014). di era 2010an, Jawa Pos Berjaya Meraih Banyak Penghargaannya, Sempat diklaim Jadi Rajanya Koran di Jatim yang Menggusur Koran Harian Surya dan di Indonesia yang Menggusur Koran Harian Kompas, Hadirnya Nama Jawa Pos TV yang Mengudara di Berbagai Kota di Indonesia (mengudara sejak Agustus 2015) dan adanya Masalah ditubuh Keluarga Jawa Pos. Pada 2017-18 silam, Jawa Pos lagi Jaya-Jayanya (bersama Kompas dan Koran Sindo) sedang dirunding Permasalahan, yakni Azrul Ananda yang Memutuskan untuk Keluar dari Jawa Pos dan Fokus Mengelola Sendiri (DBL) dan Dahlan Iskan yang Semakin Hampir Meninggalkan Jawa Pos. Pada Sekitar 2019-20, Jawa Pos sudah terlanjur Menghilangkan Dahlan Iskan sehingga Beliau masih Bisa Menulis Catatannya di Jawa Pos Radar di Berbagai Kota-Kota sejak 2019 hingga saat ini. dan pada 2020, Dahlan Iskan yang Keluar dari Keluarga Jawa Pos membuat "DisWay Media" yang dianggap Jawa Pos "Perjuangan" tapi dibilang "Pro Dahlan Iskan" dan Satu lagi, Menerbitkan Tabloid Khusus Edisi Minggu yang Rubrik-Rubriknya Variatif. di Tahun 2021, Jawa Pos Memperkuat Kontennya dengan Pecahan Tabloid Minggu dan Menjadi Koran Khusus Sabtu-Minggu. Pergantian Pemred pun ada setelah Leak Kustiyo lengser, seperti Marsudi Nurwahid P. (2014-2018), Abdul Rokhim (2018-19), Ibnu Yunianto (2019-2024) dan Eko Priyono (2024-kini). dan Kini, di 2025, Jawa Pos menjadi Koran Yang Menginspirasi, Menghibur, Mengedukasi, Menyentuh Hati, Memberi Positif dan Membawa Semangat Pembaruan untuk Semua Pembaca Setianya. Yang Setiap hari ada Sportainment, Nasional dan Internasional, yang Senin-Jumat Saja cuman ada Berita-Berita Kabinet Merah Putih hingga Jatim, Sedangkan di Akhir Pekan ada Rubrik-Rubriknya yang Menginspirasi, Mengedukasi, Menghibur dan Menyentuh Hati bagi Pembaca, seperti Cerpen, Halte, Wisata, Peluang Usaha, Weekly Plan, Golf, dll. Menampaki Usia ke 76, Jawa Pos berkemungkinan ada (Sesuatu) yang Baru dan ada yang Bertahan, terutama ada di Akhir Pekan saja. Karenanya di Edisi Minggu pun Masih ada Halaman Televisi yang bersiap dengan adanya Inovasi baru, dimana Halaman ini Masih tetap Membahas RCTI (dan MDTV) terus menerus (Sebagaimana dalam Pembahasan Sebelumnya) dilengkapi dengan Kolom "Acara TV" yang memuat Info Program-Program Acaranya RCTI terus menerus. Jadi, di Saat Menampaki 76 Tahun Jawa Pos, Halaman Televisi yang dilengkapi Kolom Acara TV yang Inovasi baru tapi masih Menampilkan RCTI (atau MDTV) terus menerus bisa Eksklusif dan tak ada yang lainnya serta berkemungkinan diprediksi nama ANTV, GTV dan TV One kelak Masuk Artikelnya di Halaman Televisi/Kolom Acara TV di Koran yang berasal dari Surabaya tersebut Saban Minggu serta kelak Menghilangkan Duo SCM (SCTV-Indosiar) di Halaman ini. GTV dan ANTV terakhir kali muncul sekitar 2022/23 kalau ga salah di Jawa Pos. RCTI (atau MDTV) yang mendominasi Pembahasan di Halaman Televisi/Kolom Acara TV di Koran Jawa Pos Saban Minggu bisa Seperti Metro TV di Koran Media Indonesia Setiap hari dan Kompas TV, BTV, Trans TV dan Trans 7 di Koran Kompas Setiap hari. Bukan Cuma Televisi yang Menampilkan RCTI terus menerus (termasuk MDTV yang terus menerus juga), tapi (Kemungkinan) ada Sajian baru lainnya dari Jawa Pos Saban Minggu juga, yakni Kolom "Top Music Chart" di Halaman Musik. Ini Merupakan Inovasi barunya Halaman Musik di Koran ini, Kolom ini Berisi Chart 10 Lagu-Lagu terbaik dari Indonesia, Asia dan Korea berdasarkan Jumlah Pendengar di Platform-Platform Digital Musik (sebagaimana dalam Pembahasan Sebelumnya). Kolom ini Serasa Seperti Masa Silam yang kala itu ada Chart THPI hingga Clear top 10 yang biasanya muncul di Media Massa. Selain yang Top Music Chart, ada Juga Kolom "Lirik-Lirik" yang Menampilkan Lirik Lagunya lewat Halaman Musik di Edisi Minggu dari Jawa Pos. Tak Cuma itu, ada Sajian/Inovasi baru dari Halaman Food, yakni "Info Hotel-Resto" yang Isinya Informasi Hotel dan Restoran dari DKI Jakarta, Banten, Jabar, Jateng, Jogjakarta, Jatim, Bali, Sumut, Sumsel dan Kalsel. Info Hotel-Resto yang Kelak muncul di Halaman Food dari Koran Jawa Pos Saban Minggu 99% Mirip dengan Halaman Weekend yang Isinya Info Hotel-Resto di Koran Kompas Saban Sabtu dan Agenda Hotel di Media Indonesia Edisi Sabtu. Sementara itu, kemungkinan ada Juga Catatan Minggu dari Jurnalis-Jurnalis Media Massa lainnya yang akan Menulisnya di Edisi Minggunya Jawa Pos (tapi seperti Catatan Jurnalisnya Jawa Pos di Edisi Minggu sekitar 2022-23), seperti:

-Luki Aulia (Harian Kompas)

-Abdul Kohar (Media Indonesia)

-Febby Mahendra Putra (Harian Surya)

-Setri Yasa (Majalah Tempo)

-Januar P. Ruswita (Pikiran Rakyat)

-dll.

Sejumlah Jurnalis-Jurnalis yang disebutkan tadi, Berkemungkinan Besar bisa Menulisnya di Koran Jawa Pos Edisi Minggu Kelak. Berarti di Usia 76 Tahun Jawa Pos, Bakal Kemungkinan ada Inovasi (Paling) baru khusus Edisi Minggu Saja. Inovasi baru itulah yang Memuaskan Bagi Para Pembaca-Pembaca Setianya yang lagi bersantai di Akhir Pekan. Inovasi baru ini Kelak Mewarnai di Waktu Minggu yang Semakin Ceria. Selain yang Edisi Minggu dengan Inovasi Baru, Jawa Pos pun ada Tambahan Inovasi (Paling baru) lagi, Yakni "School of Digital" alias Sekolahnya Digital.

Sebagaimana dalam Pembahasan Sebelumnya, Semua Rubrik-Rubriknya Jawa Pos yang Edisi Minggu seperti Peluang Usaha, Weekly Plan, What's On Socmed, Golf, Wisata, dll. (Termasuk Geliat Kota di Koran Kompas Edisi Jumat, Semua Rubrik-Rubrik dari Koran Kompas Saban hari Selain Geliat Kota di Jumat dan Isi-Isi dari Koran Kompas Dobel Edisi 60 Tahun baik versi 16 dan 60 Halaman) Tidak Mau Menampilkan Nama Adriana Adnan dan Aisha Retno lagi yang dianggap Kebosanan. Berarti Semua Rubrik-Rubriknya Jawa Pos Edisi Minggu (Sunday Magz), Halaman Geliat Kota di Koran Kompas Edisi Jumat, Semua Rubrik selain Geliat Kota di Jumat dari Koran yang Sama Setiap hari dan Konten-Kontennya Koran Kompas Dobel Edisi 60 Tahun Berkarya yang Beredar pada 3 Hari lalu (28/6) Tidak Perlu memunculkan Sosok 2 Nama Bintang Malaysia masa kini, antara Adriana Adnan dan Aisha Retno yang Bikin Bosan sebagaimana Reza Rahadian dalam Video Netflix yang Begitu Viral di Medsos.



Selama 76 Tahun Berkarya, Jawa Pos tetap Berinovasi dan Bertahan di era Gempuran Digitalisasi dan AI yang Menggeliat serta munculnya Brain Rot yang Melanda.

Dari Zaman Bung Karno hingga Zaman Prabowo

Dari Zaman Srimulat hingga Zaman Sepahtu Reunion

Dari Zaman Tamara Geraldine hingga Zaman Adriana Adnan

Dari Zaman Krisdayanti hingga Zaman Aisha Retno

Dari Zaman AFI hingga Zaman D'Academy

Dari Zaman Datuk Siti Nurhaliza hingga Zaman Novia Bachmid

Dari Zaman Mendiang Harmoko hingga Zaman Erick Tohir

Dari Zaman CR7-Messi hingga Dembele-Vini Jr

Dari Zaman Jennifer Lopez hingga Zaman Lisa Blackpink

Dari Zaman Ryan W-Daisy W di Trans TV hingga Zaman Munawar Azmi/Ridwan Mustafa-Syafiqah Ishak di SPM RTM Edisi Jumat

Dari Zaman Surat hingga Zaman AI

Jawa Pos tetap Melintasi Generasi dan Zaman seperti Koran Kompas yang bertahan dari Generasi ke Generasi. Selamat Ulang Tahun ke 76 Jawa Pos...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar