Besok, Kita Mau Jumat, Karena kan Hari Besar Umat Muslim yang Pekanan... Ada yang Melaksanakan Sholat Jumat untuk Pria-Pria dan Ada yang Mengadakan Ngaji alias Majelis Ta'lim Malam Sabtu Rutinan yang Biasanya dilangsungkan Setiap Jumat Malam di Musholla. Yuk Kita Simak Asal Mula Ayat yang Mendidik yang Biasanya Muncul di Akhir Khutbah yang Sangat Singkat (seperti yang dikatakan Ustadz Syaiful Anwar Sebelum Duduk Diantara Khutbah Setiap Jumat Pon Siang di Masjid At-Taufiq Mojokerto) Setiap Jumat dan Khutbah di Perayaan Syawal (Hari Raya Lebaran) dan Zulhijjah (Hari Raya Haji) Setiap Tahunnya.
Ketika Zaman kekuasaan Bani Umayyah atau Kekhalifahan Umayyah (kekhalifahan Islam pertama setelah Masa Khulafaur Rasyidin, yang Memerintah dari 661M-750M di Jazirah Arab dan Sekitarnya), wacana Ujaran Kebencian dengan Caci Maki terhadap Sayyidina Ali bin Abi Thalib Karramallahu Wajhah (wafat 661M di Kufah Irak) direproduksi Melalui Mimbar-Mimbar Khutbah Jumat. Semuanya bermuara Faktor Kesinambungan Politik yang Berbeda. Bahkan, Sudah menjadi Kebiasaaan para Khatib masa itu, Ketika Menutup Khutbah dengan Mencaci Maki Menantu dan Sepupu Rasulullah SAW itu. Gerakan Provokasi ini Cukup Efektif dan Meluas di Daerah Kekuasaan Dinasti Umayyah, Sehingga Membuat Kegaduhan ditengah Kaum Muslimim.
Namun Demikian, Situasi Sosial dan Politik berubah Signifikan, Ketika Kekhalifahan Bani Umayyah dipimpin Sayyidina Umar bin Abdul Aziz Umar II Rahimahullah (2 November 682M/26 Safar 63H di Madinah - 5 Februari 720M/20 Rajab 101H dalam Usia 37 tahun dimakamkan di The Cathedral of St. Simeon Stylite, Aleppo Suriah) yang Memerintah tahun 717-720M, dari Bani Umayyah cabang Marwani. Putra dari Abdul Aziz bin Marwan (647-705M) dan Laila binti Ashim bin Umar bin Khattab Ra. Meskipun menjabat Hanya Sebentar, Kurang lebih 2 tahun 137 hari Sebagai Khalifah, Banyak Sekali prestasi inovatif yang dicapainya, hingga beliau begitu Dicintai oleh Rakyatnya dan Mencapat Sebutan "Khulafaur Rasyidin Kelima". Umar bin Abdul Aziz, selain sebagai Umara Khalifah, ia juga Orang Saleh, yang juga Merupakan Cicit dari Khalifah Kedua, Yaitu Sayyidina Umar bin Khattab Ra (wafat 3 November 644M, Masjid Nabawi Madinah). Budaya Caci Maki dan Ujaran Kebencian di Mimbar-Mimbar Khutbah dihentikan oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Maka, ia Melarang Mimbar Jumat dijadikan Tempat dan Ajang Kampanye Politik, Ujaran Kebencian, Caci Maki dan Hoaks. Beliau Lantas Menyisipkan Ayat 90 dari Surat An Nahl dalam Setiap Khutbah Jumat.
Menurutnya, Jumat adalah Sayyidul Ayyam, Hari Agunng Penghulu Hari, Bagi umat Islam. Sholat Jumat dan Khutbah Jumat adalah Momen Ibadah yang Penting, Karena pada Waktu Itu umat Islam sedang berkumpul. Pesan Ketakwaan Harus diutamakan karena Menjadi Salah Satu Rukun Khutbah. Dari Umar bin Abdul Aziz memerintahkan untuk Menggunakan Surat An Nahl Ayat 90 sebagai Penutup Khutbah Jumat Terakhir. Terobosan yang Berani tersebut, Kemudian menjadi Tradisi Penutup Khutbah hingga Sekarang, Terutama dijadikan Tradisi Penutup Khutbah oleh NU hingga Sekarang. Sejarah tersebut, Ditulis salah satunya oleh Syaikh Muhammad bin Ahmad Ad-Dasuqi Al-Maliki Rahimahullah (wafat 1230H/1814M), dalam kitab Hasyiyah Ad-Dasuqi alasy Syarhil Kabiir menerangkan bahwa, Pada Saat-Saat yang Menggelisahkan umat Islam kala itu, Umar bin Abdul Aziz membuat suatu Terobosan. Ia adalah Orang yang Pertama kali Membaca Surat An Nahl Ayat 90 sebagai Penutup Khutbah yang Sebelumnya diisi dengan Kata-Kata Kasar.
Ayat tersebut cukup Akrab ditelinga Kaum Muslimin, Yaitu :
Riwayat yang Hampir Sama, Juga Disebutkan oleh Al Imam Al Hafidh Al Muhaddits Al Mufassir Jalaluddin Abdurrahman bin Kamaluddin Abu Bakr bin Muhammad bin Sabiquddin Al Misri As Suyuthi Asy Syafi'i Al Asy'ari atau Imam As Suyuthi Rahimahullah (3 Oktober 1445M-18 Oktober 1505M, Kairo, Mesir) dalam Kitab Tarikh Khulafa (Sejarah Para Khalifah) halaman 182 Sebagai Berikut :
Banyak yang Mengerti
Ayat yang Mulia ini, Seringkali dikutip oleh Para Khatib Jumat pada Waktu Khutbah yang Kedua. Anehnya, Banyak Jamaah Jumat yang Langsung terbangun Mengangkat Kepala dan Memelekkan Mata mendengar Ayat ini, Karena Sadar Bahwa Khutbah akan Segera berakhir. Sayangnya, Ayat yang Sangat Penting ini berlalu begitu saja ditelinga, Tanpa ada Upaya untuk Merenungi dan Memahaminya. Jika Diperhatikan Surat An Nahl ayat 90 ini, Mendidik dan Mengantarkan Kita (para Pecinta Al Quran) kepada Sumber inspirasi terbaru bahwa terdapat 3 Sumber Kebaikan yang Harus Diterapkan dalam Setiap Ranah Kehidupan, dan juga 3 Sumber Kejahatan yang Harus Dijauhkan dari Setiap Lini Kehidupan.
Ayat ini Merupakan Kaidah, dimana Masalah Juz'iyyah (Satuan) masuk ke Dalamnya. Oleh Karena itu, Setiap Perkara yang Mengandung keadilan, ihsan dan Memberi kepada kerabat, Maka hal ini Termasuk yang Diperintahkan Allah, Sedangkan setiap perkara yang Mengandung Perkara Keji, Munkar atau Zalim kepada Manusia, Maka hal ini termasuk yang dilarang Allah SWT. Mahasuci Allah, yang Menjadikan dalam Firmannya Petunjuk, Cahaya dan Pembeda antara Hak dan Batil.
Umat bin Abdul Aziz dengan Demikian telah Membuat Langkah Cerdas dan Arif. Ia Membuat Tradisi baru dengan Muatan Pesan yang Sangat Substansial dan Universal. Ayat ini Masih terdengar sampai Sekarang di Mayoritas Mimbar Khutbah Jumat (termasuk Idul Fitri dan Idul Adha) diberbagai Belahan Dunia.
Jadi Kesimpulannya, Surat An Nahl 90 jadi Ayat Mendidik di Saat Akhir Khutbah yang Sangat Singkat di Setiap Jumat, Baik di Indonesia (di Masjid At-Taufiq Mojokerto) dan Malaysia (di Masjid Tuanku Mizan Zainal Abidin Putrajaya). Sebenarnya Sih, Kalau Saat Khutbah Sangat Singkat Setiap Jumat mau Selesai, An Nahl 90 memberikan 3 Perintah Kebaikan dan Larangannya agar Bisa Diberi Pelajaran!
Wallahualam...
Source :
Facebook Sarinyala.id, Laduni, Khutbah Sholat Jumat Ustadz Syaiful Anwar di Masjid At-Taufiq Mojokerto dan Khutbah Sholat Jumat di Masjid Tuanku Mizan Zainal Abidin Putrajaya/WPKL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar