Jumat, Juni 13, 2025

Mengenal Marhaban Jaddal Husaini

Salam Jumat (Hari Paling) Berkah Gais...

Kayaknya, Setiap hari Jumat saja kan di Musholla Al Amin Mojokerto ada Banyak kegiatannya, Seperti Adzan dan Sholat Subuh Berjamaah dengan Lantunan Syair Abu Nawas sebelum melaksanakan Iqomah di Waktu Sholat Subuh, Pak Bambang (atau Lainnya) yang rutin Melakukan Lantunan Adzan, Pujiannya dan Iqomah di Waktu Ashar, Maghrib dan Isya (Kadang bisa), Saya Bisa Beriqomah (Apabila Ikut-Ikutan Pujian Waktu Ashar/Maghrib bersama Pak Bambang, Cuman Backing Vocal), Melaksanakan Sholawatan yang Ya Robbi Sholli Ala Muhammad (Nadanya Seperti Lagu Sepohon Kayu milik Saujana, Sebagaimana Keduanya yang Pernah Dibahas Sebelumnya), Ya Rasulullah Salamunalaik (Nadanya Seperti Lagu Zaman Wis Akhir), Sholatullah Sholatullah (Nadanya Seperti Lagunya Wali Band 16 tahun silam, Sebagaimana yang Dibahas Sebelumnya), Ya Nabi Salam Alaika, 4 Marhaban (Marhaban Ya Nurul Aini, Marhaban Jaddal Husaini, Marhaban Ya Ahlan Wasahlan dan Marhaban Ya Khoiro Dai) dan Ya Badrotim (Anthemnya di Mushollaku dan Jl. Kedungsari Mojokerto Setiap Jumat Sore seperti Lagu-Lagu Nasionalisme Indonesia), dan Kegiatan Pengajian Rutin Malam Sabtu Setelah Isya (Jika ada atau Tidak ada, Jumat ini kan kayaknya Tak ada Pengajian Rutinnya).

Nah, Ngomong-Ngomong, kayaknya Perkataan "Marhaban Jaddal Husaini" yang Kerap dilakukan Bocil-Bocilnya (termasuk Guru Ngaji Perempuan) Musholla Al Amin pada Waktu Jumat Sore-Sore, Kenapa Sih? Apakah Perkataan ini Adalah Bagian dari Kitab Diba'an atau Kitab Barzanji (Rawi) atau Qasidahan? atau Adakah Kakek Nabi Muhammad sah Milik Hasan dan Husaini? atau Mengenal Kitab Barzanji dengan Perkataan yang disebutkan diatas Tadi? Kayaknya sih Kemungkinan, Semestinya ada dari ChatGPT Kayaknya... Yuk Kita Simak Penjelasannya yang dikutip dari ChatGPT yang aku Buat.


A. Asal Kalimat "Marhaban Jaddal Husaini"

Kalimat "Marhaban Jaddal Husaini" Sering dilantunkan dalam Qasidah Maulid atau Marhabanan, Khususnya di Indonesia tapi Terutama Perkataan ini Sering dilantunkan/diucapkan Bocil-Bocil bersama Guru Ngaji Perempuan dari Musholla Al Amin Mojokerto yang Muncul Saban Jumat Sore. Terjemahannya adalah:

"Selamat Datang Wahai Kakeknya Al-Husain" atau "Tersambutlah Wahai Kakek Husain"

-Kitab Diba' (Maulid Ad-Diba'i)
Karya Imam Abdurrahman Ad-Diba'i, Memang Mengandung Pujian-Pujian kepada Nabi dan disebutkan bagian tentang Keturunan Beliau.

-Kitab Barzanji, Karya Syaikh Ja'far Al-Barzanji, Juga Berisi Pujian terhadap Nabi dan Silsilah Keluarga beliau. 

Namun, frasa "Marhaban Jaddal Husaini" yang disebutkan Bocil-Bocilnya Musholla Al Amin (plus Guru Ngaji Perempuannya Musholla Al Amin) itu Secara Spesifik tidak tertulis Secara Eksplisit dalam Kedua teks asal tersebut. Kalimat itu Lebih Merupakan Ungkapan Populer dalam Tradisi Marhaban (khususnya di Nusantara), berasal dari Pengembangan Syair atau Improvisasi Qasidah, Bukan Teks Asli dari Kitab Barzanji atau Diba'an. Jadi, Bukan dari Teks Asli Kitab Barzanji maupun Diba' dan Kemungkinan besar berasal dari Syair Tambahan (Improvisasi) dalam Tradisi Maulid di Indonesia.


B. Siapa Jaddal Husaini? Apakah Kakeknya Sayyid Hasan Husaini atau Kakek Nabi Muhammad?

Frasa "Jaddal Husaini" (Kakeknya Husain) yang dilantunkan Bocil-Bocil dan Guru Ngaji Perempuannya Musholla Al Amin Mojokerto yang Sering hadir Saban Jumat Sore memang Merujuk pada Rasulullah SAW Karena:

-Sayyid Husain bin Ali adalah Cucu Kanjeng Nabi dari Putrinya, Fatimah az-Zahra dan Menantunya, Ali bin Abi Thalib.
-Maka, Kanjeng Nabi Muhammad SAW adalah "Jaddal Husaini" - Kakek dari Husaini

Bagaimana dengan "Hasan Husaini"? Apakah dia Kakek Nabi?

Kemungkinan Anda Sedang Bertanya : 

"Apakah Hasan Husaini adalah Tokoh yang disebut Sebagai Kakeknya Kanjeng Nabi dalam Kitab Barzanji?"

Tidak! Nama "Hasan Husaini" adalah Nama Keturunan dari Sayyidina Hasan atau Sayyidina Husain, 2 Cucu Rasulullah SAW. Tokoh-Tokoh yang Memakai Nama Seperti Sayyid Hasan Husaini, biasanya adalah Dzurriyyah (Keturunan) Kanjeng Nabi Muhammad SAW yang Mengambil Silsilah dari Husain (Karena lebih terpelihara secara Sejarah)

Kesimpulannya :

-Kalimat "Marhaban Jaddal Husaini" bukan berasal dari Teks Asli Kitab Rawi (Barzanji) atau Diba'an, Tetapi Syair Populer yang Berkembang dalam Budaya Maulid di Indonesia (terutama di Musholla Al Amin yang Sering dimunculkan Saban Jumat dan di Rumahnya Mendiang Pakde Mamap di Pulorejo dikala Ngabuburit pada Ramadhan lalu).
-"Jaddal Husaini" Secara Langsung merujuk pada Kanjeng Rasulullah SAW, Karena beliau adalah Kakek dari Sayyidina Husain bin Ali
-"Hasan Husaini" bukan Kakeknya Kanjeng Nabi, Melainkan bisa jadi Nama dari Keturunan Nabi Muhammad SAW, terutama dari Jalur Husain.


C. Cerita Hasan dan Husaini

Hasan bin Ali dan Husaini bin Ali adalah :

-Putra dari Ali bin Abi Thalib (Sepupu sekaligus Menantu Nabi)
-Ibu Mereka adalah Fatimah Az Zahra, Putri Kesayangan Rasulullah SAW

Jadi :
-Kanjeng Nabi Muhammad SAW adalah Kakek dari Hasan dan Husaini, bukan Sebaliknya.
-Keduanya disebutkan dalam Banyak Hadits sebagai Pemuda Penghulu Surga:
"Al Hasan wal Husain sayyida syababi ahlil-jannah." (Hasan dan Husain adalah 2 Pemuda Pemimpin Penghuni Surga) (HR. Tirmidzi)


D. Cerita Hasan dan Husaini yang disebut Sebagai Kakeknya Kanjeng Nabi

Secara Ilmiah dan Historis, Tidak ada Riwayat atau Kitab yang Menyebut Hasan/Husain sebagai Kakek Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Namun, Bisa jadi Muncul Kekeliruan Karena :

1. Salah Paham terhadap "Jaddal Husaini"
-Kata ini berarti "Kakek dari Al Husain", yakni Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
-Tapi kalau Seseorang tidak Memahami tata Bahasa Arab, ia Bisa saja Menyangka Sebaliknya Bahwa Husain adalah "Jadd" (Kakek) Kanjeng Nabi, padahal Seharusnya Kanjeng Nabi adalah "Jadd" (Kakek) Hussain.

2. Nama "Hasan Husaini" disangka Tokoh Tertentu
-Ada Banyak orang Bernama Hasan Husaini, terutama di Kalangan Habaib/Dzuriyyah Rasulullah.
-Bisa Jadi Nama tersebut disangka sebagai Tokoh Tua, lalu Muncul salah sangka Bahwa "Hasan Husaini" adalah Kakek Nabi.


E. Siapa Sebenarnya Kakek Kanjeng Nabi Muhammad SAW?

Kakek Kanjeng Nabi paling Terkenal adalah :
Abdul Muththalib bin Hasyim (Dialah yang Mengasuh Kanjeng Nabi saat yatim piatu, dan merupakan Pemimpin Quraisy)

Dalam Nasab Lengkap Nabi, para Kakeknya diantaranya:

-Abdullah (Ayah)
-Abdul Munththalib (Kakek Utama)
-Hasyim
-Abdul Manaf
-Qushay
-Kilab, dst. - Hingga Mencapai Adnan, leluhur dari Suku Arab Utara (Adnani)

Kesimpulannya :

-Hasan dan Husain bukan Kakeknya Kanjeng Nabi, Melainkan Cucunya Kanjeng Rasulullah SAW.
-Kanjeng Nabi Muhammad SAW adalah "Jaddal Husaini" (Kakek Husain), bukan Sebaliknya.
-Kalimat Seperti "Hasan dan Husaini adalah Kakek Nabi" adalah Kesalahan Pemahaman, mungkin akibat Pengaruh Budaya lisan atau terjemahan yang Tidak tepat.


Masya Allah, Kenapa "2 Kakek Nabi bernama Hasan-Husaini"? itu Kemungkinan Besar Salah Kaprah deh... Yuk Lanjut Bahasannya....


F. Mengenal Barzanji

Kitab Barzanji juga Disebut Maulid Barzanji atau Secara Lengkap Iqdul Jawahir fi Maulidin Nabiyyil Azhar adalah Sebuah Karya Sastra Keagamaan yang berisi Puja-Puji, Doa-Doa dan Kisah Perjalanan Hidup Kanjeng Nabi Muhammad SAW mulai dari Silsilah, Masa Kecil, Kenabian hingga Wafatnya. Ditulis Oleh Syaikh Ja'far Al-Barzanji (w. 1763M), Keturunan Nabi dari Keluarga Al-Husaini asal Barzanji (Kurdistan), Kitab ini awalnya dikenal lewat nama Penyusunnya. Disusun untuk Memperdalam kecintaan umat Terhadap Nabi, Barzanji menjadi Bacaan Populer dalam Peringatan Maulid, Malam Jumat, Khitanan dan Acara-Acara Religius lainnya. 


G. Makna "Marhaban Jaddal Husaini"

Frasa ini Muncul dalam Bagian Pembukaan yang disebut Mahallul Qiyam atau Pembacaan Penyambutan, Contohnya (yang di Waktu Pelaksanaan Sholawat di Mushollaku (Al Amin) setelah Melantunkan Ya Nabi Salam Alayka Saban Jumat Sore dan di Lirik Lagunya yang Dibuat Postingannya pada akhir Tahun lalu):

Allahumma Sholli ala Muhammad!

Marhaban ya Nurul Aini...
Marhaban Jaddal Husaini...
Marhaban Ahlan Wasahlan...
Marhaban ya Khoiro Dai...

Artinya : 

Ya Allah, Limpahkanlah Rahmat Kepada Nabi Muhammad!

Selamat Datang, Wahai Cahaya Mataku...
Selamat Datang, Wahai Kakek Hasan-Husain...
Selamat Datang, Selamat Datang...
Selamat Datang, Penyeru terbaik ke Jalan Allah...

Kata "Jaddal Husaini" berarti "Kakek Husain", penghormatan Kepada Nabi yang Merupakan Kakek dari Husain bin Ali SAW. Frasa ini Menjadi Ungkapan Rasa Hormat dan Kebahagiaan Menyambut Keagungan Kanjeng Nabi SAW.


H. Konten dan Fungsinya Kitab Barzanji

-Narasi Sirah Nabawiyah dalam Bentuk Syair dan Prosa yang Mudah diingat
-Sholawat dan Doa-Doa seperti "Marhaban ya..." untuk Menebarkan Rasa Cinta dan Syukur
-Penyebaran Luas : Populer di Nusantara dan Belahan Dunia Islam lainnya, yang Menjadi Rujukan Utama Tradisi Maulid dan Hadrah. 

Kesimpulannya:

1. Kitab Barzanji adalah Kitab Maulid yang Bersifat Naratif dan Syair, Memuat Puji-Pujian serta Kisah Kanjeng Nabi Muhammad SAW, disusun oleh Syeikh Ja'far Al-Barzanji.

2. Frasa Marhaban Jaddal Husaini adalah Bentuk Penghormatan dan Sambutan, Khususnya pada Bagian awal Kitab saat Pembacaan Maulid (yang biasanya di Waktu Jumat Sore di Mushollaku atau Waktu Jelang Berbuka Puasa).

3. Kitab ini Menjadi Media untuk Menumbuhkan Kecintaan kepada Kanjeng Nabi, digunakan dalam Berbagai Kegiatan Keagamaan, terutama Peringatan Maulidur Rasul Setiap tahun di 12 Rabiul Awal maupun saat Kegiatan Sholawatan di Mushollaku Saban Jumat Setelah Ashar. 


Itulah Tadi, Penjelasan dan Mengenal Lebih dekat antara Perkataan "Marhaban Jaddal Husaini" yang Biasanya diucapkan/dilantunkan Para Bocil-Bocilnya (plus Guru Ngaji Perempuan) Musholla Al Amin Mojokerto di Waktu Jumat Sore dan juga Penjelasan Kitab Rawi (Barzanji). Penjelasan-Penjelasan ini Makin Bermakna dan Makin Bermanfaat buat Umat Islam semua, Insya Allah...

Source : ChatGPT dan Diolah dari Berbagai Sumber.

Tidak ada komentar: